Satu hal yang saya heran dari anak kedua saya Yasser: saat duduk di kelas 5 gini..bakat-bakatnya baru bermunculan. Dan itupun yang nemu bukan saya, tapi guru-gurunya! hehe...
Yang pertama, sekolah mengutus dia untuk tanding catur antar SD se kecamatan. Itu pun dipilih karena setelah dia mengalahkan kawan-kawannya plus gurunya satu sekolah. Sayangnya pas tanding dengan anak SD lain, dia kalah. Kata Yasser, yang dia hadapi pertama adalah yang juara catur se-Bogor. Haiya.
Mengenai keahlian dia bermain catur, sebenarnya saya udah tau sejak dia kelas 3 SD. Waktu itu wali kelasnya yang cerita pada suatu pertemuan. Saya bilang ayahnya keberatan. Karena konon catur itu tidak boleh (saya tidak berani bilang 'dilarang/diharamkan'). Saya ga tau alasannya. Mungkin-menurut logika saya- karena bermain catur itu menghabiskan waktu dan pikiran. Sehingga dikhawatirkan kita jadi lupa sholat dan lupa Tuhan utamanya.
Lalu, sekolah juga meminta dia lebih giat dan ambil kelas khusus berlatih bulutangkis. Karena dilihatnya Yasser mahir dan bisa mengalahkan rekan-rekannya satu sekolah. Kalo yang ini, saya sudah lama tau. Dulu saya sering bermain bulutangkis dengannya. Saya sempat berniat memasukannya ke satu club bulutangkis cilik. Tapi Yasser menolak. Karena waktu berlatih - yang hari Sabtu - bertabrakan dengan jam dia main PS atau komputer. Heuh...
Nah, yang terakhir: dia bersama seorang temannya ditugaskan mewakili sekolah untuk lomba pantomim dalam pekan kreatifitas siswa SD se-Kecamatan. Aha..pantomim? ini baru saya kaget. Apa mungkin Yasser berani malu tampil di muka umum, plus dengan muka cemong? Tapi Yasser menjawab yakin "beranilah..kenapa engga?" Jujur saya seneng banget dengan modal PD dia. Bermain pantomim memerlukan modal keberanian.
Satu sisi, sebagai konsekuensi dari keikutsertaaan lomba pantomim, sekolah harus meng-hire guru pantomim khusus dari luar. Dan -sesuai pembicaraan empat mata dengan Kepsek di SD Yasser- setiap ortu murid yang ikut pantomim diminta menyumbang 1 juta. Jadi gini: total biaya 3 juta dibagi 3: Sekolah, yasser dan temennya masing-masing 1 juta. Agak nyesek. Rasanya aneh juga, kenapa siswa dibebani biaya? kan dia ga minta ditunjuk. Begimana kalo yang ditunjuk anak yang ga mampu? Ya sudahlah, demi melihat semangat Yasser yang rajin berlatih, kugelontorkan dana 1 juta. Eh...belakangan ada tambahan 400 ribu. Kata Yasser buat kostum dan make up.
|
di make up dulu.. |
Pas hari H lomba, dengan senang hati aku menemani Yasser dari awal -pas di-make up- sampe akhir lomba. O'iya..saya belum pernah lihat Yasser latihan. Jadi saat lomba itulah pertama kalinya saya melihat Yasser berpantomim.
Mereka dapet urutan ke-5. Saya perhatikan dari no 1 sampe 4..-menurut saya- tidak ada yang bagus, baik gerakan maupun isi cerita pantomim. Nah, pas Yasser tampil, saya bener2 surprised dengan gerakannya yang kompak, lentur dan jenaka. Pas betul sekolah memasangkan Yasser dengan temennya yang bernama Yusron. Fisik mereka sama. Dan kata gurunya, prilakunya pun sama-sama jahil.
|
nyaris kembar! |
Selesai lomba kusalami Yasser dan temannya. Demikian pula guru2nya, mengucapkan selamat karena bisa tampil dengan bagus. Yasser nampak senang.
Kami tidak menunggu sampe semua lomba selesai untuk menanti pengumuman pemenang. Kami memilih pulang. Karena kupikir, jika pun menang, pasti gurunya yang mewakili. Sepanjang jalan Yasser bilang padaku 'kalo Yasser menang, mama beliin Yasser Hp ya?' saya tertawa. PD sekali anak ini.
Keesokan harinya, hasil lomba sudah keluar. Ternyata Yasser dan temennya tidak menang. Entah siapa yang menang. Kurasa pemenangnya adalah peserta kesekian yang tidak sempat kami tonton. Tentunya pemenang lebih segalanya daripada Yasser dan temennya. Tak apalah, yang penting aku senang karena anakku sudah berani tampil. Itu juara segalanya!
|
duo petruk :D
|